Perbudakan Seks Gadis Muda Korea Utara Semakin Menjadi-jadi....!!!

Unknown | 11:33 AM | 0 Komentar

Korea Utara memang salah satu negara yang paling terkenal dengan kecantikan para wanitanya, entah melaku proses operasi atau alami namun tidak dipungkiri kecantikan mereka merupakan daya tarik yang luar biasa bagi koum pria untuk memilikinya. Korea utara juga terkenal dengan kebobrokan dimana-mana.

Banyaknya warga Korea Utara yang berhasil melarikan diri dari negaranya mengungkap banyak informasi bobroknya Korut. Salah satu yang paling mencengangkan adalah kisah pilu gadis-gadis muda yang dipaksa memuaskan nafsu pejabat pemerintah.

Tentara-tentara di Korea Utara bebas memilih gadis-gadis secara acak yang biasanya adalah teman sekolah mereka sendiri. Para tentara juga melakukan penyelidikan secara detil tentang keperawanan sang gadis.

Gadis-gadis yang dipilih nantinya akan dipekerjakan untuk melayani lingkaran elite militer Korut. Mereka dikenal dengan sebutan pasukan kesenangan pemimpin atau Gippeumjo.

Gippeumjo terdiri dari 2 ribu gadis yang akan dibagi tiga kelompok khusus, yakni untuk melayani seks, untuk memberikan pijatan, dan untuk bernyanyi atau menari secara semi telanjang.

Praktik ini sangat rahasia di kalangan warga lokal maupun warga asing. Namun kabar ini terungkap dari seorang pembelot yang kabur ke Korea Selatan atau China.

Keluarga sang gadis pun mengaku tidak tahu kemana perginya putri mereka, hanya diberitahu mereka akan terlibat dalam 'Proyek penting pemerintah'.

Sejak saat itu, sang gadis tak diperbolehkan menghubungi keluarga dengan cara apapun, dilansir News.com.au. Salah satu gadis yang berhasil lari ke Korsel, Mi Hyang mengungkapkan jika pemimpin mereka, Kim Jong-un juga ikut mencari kesenangan sekitar enam bulan setelah sang ayah meninggal.

Hyang sudah melayani Kim Jong II yang saat itu masih berusia 15 tahun, ketika dua pria berseragam tentara menyerobot masuk ke ruang kelasnya tanpa pemberitahuan apapun, dan mulai mencari gadis-gadis cantik di semua kelas.

Hyang dianggap memenuhi syarat sebagai gadis yang tingginya lebih dari 165 sentimeter, bebas dari bekas luka dan kulit berminyak, memiliki suara lembut dan feminim, serta perawan.

"Saya merasa sangat malu untuk mendengar pertanyaan seperti itu," ujarnya Hyang. Usai kematian Kim Jong II tahun 2011, kelompok Gippeumjo kabarnya diperbolehkan untuk kembali kepada keluarga mereka. Namun, pejabat pemerintah memberi setiap gadis Rp 52 juta agar tidak menceritakan apa yang telah mereka alami selama di dalam pemerintahan.

Source :
Erabaru.net
 

Category: ,

0 Komentar